Chapter 1
"Awal Pertemuan"
Aisyah berjalan dengan cepat, berusaha untuk tidak terlambat ke kafe tempat dia berjanji akan bertemu dengan sahabatnya, Rina. Hari itu adalah ulang tahun Rina, dan Aisyah berencana memberikan kejutan kecil untuknya. Saat Aisyah masuk ke dalam kafe, dia melihat Rina sudah duduk di sudut ruangan, melambai padanya dengan senyum cerah di wajahnya.
"Aisyah! Aku sudah memesan minuman favoritmu," seru Rina.
Aisyah tersenyum, merasa bersyukur memiliki sahabat seperti Rina yang selalu memikirkan kebahagiaannya. Mereka telah bersahabat sejak SMA, dan hubungan mereka semakin kuat seiring berjalannya waktu.
"Tentu saja kamu sudah memesannya. Kamu memang selalu tahu apa yang aku suka," jawab Aisyah sambil duduk di kursi di seberang Rina. "Selamat ulang tahun, Rin! Ini ada sedikit hadiah untukmu."
Rina mengambil kotak kecil yang diberikan Aisyah dan membuka isinya. Sebuah gelang perak dengan ukiran nama mereka berdua terletak di dalamnya. Mata Rina berbinar-binar saat melihatnya.
"Aisyah, ini indah sekali! Terima kasih banyak. Kamu selalu tahu cara membuat hariku lebih istimewa," kata Rina dengan penuh kehangatan.
Sambil tertawa, Aisyah berkata, "Itu memang tujuanku. Oh, ngomong-ngomong, di mana pacarmu, Andi? Aku pikir dia akan datang juga."
Rina mengangguk, "Ya, dia akan datang sebentar lagi. Dia bilang ada sesuatu yang ingin dibicarakan dengan kita berdua."
Aisyah merasa sedikit penasaran, tapi tidak terlalu memikirkannya. Mereka menghabiskan waktu berbicara dan tertawa bersama, hingga akhirnya Andi tiba. Dia tampak sedikit gugup, tapi berusaha menyembunyikannya dengan senyuman.
"Maaf aku terlambat," kata Andi sambil duduk di sebelah Rina. "Aku punya sesuatu untuk dibicarakan dengan kalian berdua."
Aisyah dan Rina saling berpandangan, merasa sedikit tegang dengan nada suara Andi. "Ada apa, Andi?" tanya Rina dengan cemas.
Andi menghela napas, "Sebenarnya, aku mendapatkan tawaran pekerjaan di luar negeri. Ini adalah kesempatan besar untuk karirku, tapi itu berarti aku harus meninggalkan Indonesia untuk sementara waktu."
Rina terkejut, "Kamu akan pergi? Kapan?"
"Dalam dua bulan. Aku ingin kita memanfaatkan waktu yang kita miliki sebaik mungkin sebelum aku pergi," jawab Andi dengan suara yang penuh dengan penyesalan.
Aisyah merasa campuran emosi di dalam dirinya. Dia merasa senang untuk Andi, tapi juga sedih untuk Rina yang harus menghadapi kenyataan bahwa pacarnya akan pergi. Dia hanya bisa diam, mendengarkan percakapan mereka sambil mencoba memahami perasaannya sendiri.
Selama dua bulan berikutnya, mereka bertiga sering menghabiskan waktu bersama. Andi menjadi lebih dekat dengan Aisyah karena mereka sering bertemu dalam berbagai kesempatan. Rina tidak menyadari bahwa kedekatan ini mulai menumbuhkan perasaan yang berbeda di hati Aisyah.
Suatu malam, setelah sebuah pesta perpisahan kecil untuk Andi, Aisyah menemani Andi berjalan pulang. Jalanan sepi, hanya ada mereka berdua. Mereka berbicara tentang masa depan dan mimpi-mimpi mereka.
"Aisyah, aku akan merindukan kebersamaan kita," kata Andi dengan nada serius.
Aisyah menelan ludah, merasa hatinya berdebar. "Aku juga akan merindukanmu, Andi. Kamu adalah teman yang baik."
Andi berhenti berjalan dan menatap Aisyah dengan intensitas yang belum pernah dia lihat sebelumnya. "Bukan hanya sebagai teman, Aisyah. Aku akan merindukanmu lebih dari itu."
Jantung Aisyah berdegup kencang. "Andi, aku..."
Sebelum Aisyah bisa menyelesaikan kalimatnya, Andi sudah mendekat dan mencium bibirnya dengan lembut. Aisyah terkejut, tapi tidak bisa menahan diri untuk tidak membalas ciuman itu. Malam itu menjadi awal dari perasaan yang rumit dan konflik yang akan datang.
Keesokan harinya, Aisyah merasa sangat bersalah. Dia tahu bahwa perasaannya terhadap Andi adalah pengkhianatan terhadap Rina, sahabatnya. Tapi perasaan itu sudah tumbuh dan sulit untuk diabaikan.
Seiring waktu, hubungan mereka bertiga menjadi semakin rumit. Andi akhirnya pergi ke luar negeri, meninggalkan Rina dan Aisyah dalam kebingungan dan perasaan bersalah yang mendalam. Aisyah harus memutuskan apakah dia akan mengikuti kata hatinya atau menjaga persahabatannya dengan Rina.
Perjalanan mereka penuh dengan kebahagiaan, kesedihan, ketegangan, dan kecurigaan. Bagaimana mereka akan menghadapinya? Apakah cinta sejati akan menang atau persahabatan yang akan bertahan? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
