Chapter 2
"Awal Petualangan"
Alya masih belum sepenuhnya percaya dengan apa yang dialaminya. Dia berada di istana megah, berdiri di hadapan seorang pangeran yang tampak seperti keluar dari buku cerita. Pangeran Leon memandangnya dengan serius, seakan mencari tanda-tanda tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Alya, sebelum kita mulai mencari cara untuk mengembalikanmu ke dunia asalmu, ada beberapa hal yang perlu kau ketahui tentang Arthea," kata Leon, suaranya lembut namun tegas. "Kerajaan ini tidak selalu damai. Ada banyak konflik internal dan eksternal yang harus kita hadapi."
Alya mengangguk, berusaha memahami situasinya. "Baik, Pangeran Leon. Apa yang harus aku lakukan?"
Leon tersenyum tipis. "Pertama, panggil aku Leon saja. Dan kedua, kita perlu memastikan keselamatanmu. Kau mungkin berada di sini karena alasan yang lebih besar dari yang kita kira."
Setelah pertemuan singkat dengan Leon, Alya diberi kamar di istana untuk beristirahat. Kamar itu luas dan mewah, dengan tempat tidur besar yang empuk dan jendela yang menghadap taman indah. Namun, meskipun nyaman, Alya merasa sulit untuk tidur. Pikirannya terus berputar, mencoba memahami semua yang terjadi.
Keesokan paginya, Alya dibangunkan oleh seorang pelayan yang mengantarkan sarapan. "Pangeran Leon menunggu di ruang makan, Nona Alya," katanya dengan sopan.
Alya berterima kasih dan segera bersiap-siap. Dia mengenakan pakaian yang telah disediakan untuknya, sebuah gaun sederhana namun elegan yang membuatnya merasa sedikit lebih seperti bagian dari dunia ini. Setelah sarapan, Leon mengajaknya berjalan-jalan di sekitar istana, memperkenalkannya kepada beberapa orang penting.
Di sepanjang perjalanan, Alya merasa banyak mata yang memperhatikannya dengan penasaran. Dia tahu bahwa dirinya pasti tampak aneh di mata mereka. Tapi Leon selalu ada di sisinya, memberikan kenyamanan dan rasa aman.
Saat mereka berjalan di taman istana, Leon mulai bercerita tentang kerajaan Arthea. "Kerajaan ini telah ada selama berabad-abad, namun tidak selalu damai. Ada banyak faksi yang berusaha merebut kekuasaan, dan ancaman dari luar selalu mengintai."
"Apa yang bisa aku lakukan untuk membantu?" tanya Alya dengan tulus.
Leon menatapnya sejenak, lalu berkata, "Aku belum tahu pasti. Tapi ada sesuatu tentangmu, Alya. Kehadiranmu di sini bukanlah kebetulan. Mungkin takdir membawa kita bersama untuk tujuan tertentu."
Pembicaraan mereka terhenti oleh kedatangan seorang pria tua berpakaian jubah panjang dan bertongkat. "Leon, aku mendengar kita memiliki tamu dari dunia lain," katanya dengan suara berat namun ramah.
"Benar, Guru Edrick," jawab Leon. "Ini Alya. Alya, ini Guru Edrick, penasihat kerajaan dan salah satu penyihir terkuat di Arthea."
Alya membungkuk hormat. "Senang bertemu dengan Anda, Guru Edrick."
Edrick mengangguk, lalu memandang Alya dengan mata tajam yang tampak bisa melihat menembus jiwanya. "Kau memiliki aura yang berbeda, Alya. Kehadiranmu di sini mungkin lebih penting dari yang kau sadari."
Alya merasa sedikit gugup, namun tetap berdiri tegak. "Aku hanya ingin menemukan cara untuk kembali ke rumah."
Edrick tersenyum tipis. "Tentu saja. Namun, untuk saat ini, kau harus belajar tentang dunia ini. Pengetahuan adalah kekuatan, dan kau akan membutuhkannya untuk bertahan."
Hari-hari berikutnya, Alya mulai berlatih dan belajar tentang dunia Arthea. Dia belajar cara bertahan hidup di dunia yang penuh bahaya ini, belajar tentang sihir dasar dari Edrick, dan berlatih bela diri dengan prajurit istana. Meskipun sulit, Alya merasa semakin kuat dan lebih siap menghadapi apa pun yang mungkin datang.
Di sisi lain, hubungan antara Alya dan Leon semakin dekat. Leon sering mengajaknya berbicara tentang masa lalunya, tentang keluarganya, dan tentang mimpi-mimpinya untuk masa depan Arthea. Alya merasa nyaman berada di dekatnya, dan perlahan-lahan, perasaan yang lebih dalam mulai tumbuh di hatinya.
Namun, tidak semua orang di istana senang dengan kehadiran Alya. Beberapa faksi mulai curiga dan menganggapnya sebagai ancaman. Mereka melihat Alya sebagai pengganggu yang bisa mengubah keseimbangan kekuasaan di kerajaan.
Suatu malam, saat Alya sedang berjalan di taman, dia mendengar suara bisikan dari balik semak-semak. Dia mendekat dan mendengarkan dengan hati-hati.
"Dia harus disingkirkan sebelum menjadi ancaman," kata salah satu suara.
"Tapi bagaimana caranya? Pangeran Leon selalu menjaganya," jawab suara lain.
"Kita harus menemukan cara. Jika tidak, kita semua dalam bahaya."
Alya merasa ngeri mendengar percakapan itu. Siapa yang ingin mencelakainya? Dan mengapa? Dia harus memberi tahu Leon tentang hal ini, tapi dia juga harus berhati-hati. Ancaman itu nyata, dan keselamatannya kini dipertaruhkan.
Keesokan harinya, Alya menceritakan apa yang didengarnya kepada Leon. Leon terlihat marah dan khawatir. "Kita harus lebih waspada. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu, Alya."
Dengan ancaman yang semakin nyata, Alya dan Leon harus bekerja sama lebih erat untuk melindungi diri mereka dan kerajaan. Sementara itu, perasaan cinta di antara mereka semakin kuat, meskipun mereka tahu bahwa banyak rintangan yang harus dihadapi.
Petualangan mereka baru saja dimulai, dan dunia Arthea masih menyimpan banyak misteri dan bahaya yang menunggu untuk diungkap. Alya harus menemukan kekuatan dalam dirinya dan menghadapi takdir yang telah menantinya di dunia ini.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
