Chapter 3
"Misteri yang Terungkap"
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan kehadiran bayangan misterius yang terus mengawasi mereka semakin membuat Arini dan Rama merasa tidak nyaman. Mereka tahu mereka harus segera menemukan jawabannya, atau perasaan takut ini akan terus menghantui hubungan mereka.
Suatu sore, saat Arini dan Rama duduk di kafe, mereka memutuskan untuk memulai penyelidikan. Rama membawa laptopnya, dan mereka mulai mencari petunjuk tentang siapa yang mungkin mengawasi mereka. Mereka mulai dengan memeriksa kamera pengawas di sekitar kafe, berharap bisa menemukan sesuatu yang mencurigakan.
Mereka beruntung, pemilik kafe adalah teman lama Rama yang bersedia membantu mereka. Mereka mengakses rekaman kamera pengawas dan mulai menonton satu per satu. Pada awalnya, tidak ada yang mencurigakan. Namun, setelah beberapa saat, mereka melihat seseorang yang tampak familiar bagi Arini.
"Berhenti sebentar," kata Arini tiba-tiba. "Putar ulang yang itu."
Rama mengulang rekaman tersebut, dan Arini menatap layar dengan seksama. "Itu... itu Dimas," katanya dengan suara bergetar.
Rama menatap Arini dengan mata terbelalak. "Dimas? Mantanmu?"
Arini mengangguk. "Ya, itu dia. Tapi apa yang dia lakukan di sini? Dan kenapa dia mengawasi kita?"
Rama mencoba mencerna informasi itu. "Mungkin dia belum bisa menerima perpisahan kalian. Atau mungkin ada alasan lain yang kita belum tahu."
Keesokan harinya, mereka memutuskan untuk mengkonfrontasi Dimas. Arini mengirim pesan singkat kepada Dimas, mengajaknya bertemu di sebuah taman yang tidak jauh dari kafe. Dimas setuju, dan mereka bertemu di sana pada sore hari.
Saat mereka tiba, Dimas sudah menunggu. Wajahnya terlihat lelah dan sedikit cemas. Arini dan Rama berjalan mendekatinya, dan Arini langsung bertanya tanpa basa-basi. "Kenapa kamu mengawasi kami, Dimas?"
Dimas terkejut, namun ia segera menghela napas panjang. "Aku tidak bermaksud mengawasi kalian. Aku hanya... aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja, Arini."
Arini menatap Dimas dengan tajam. "Kau meninggalkanku tanpa alasan, Dimas. Dan sekarang kau muncul lagi, mengawasi setiap langkahku. Apa yang sebenarnya kau inginkan?"
Dimas menundukkan kepalanya. "Aku minta maaf, Arini. Aku tahu aku telah membuat kesalahan besar. Aku meninggalkanmu karena aku merasa tidak pantas untukmu. Ada banyak hal dalam hidupku yang kacau, dan aku tidak ingin menyeretmu ke dalamnya."
Arini terdiam, mencoba mencerna kata-kata Dimas. Sementara itu, Rama tetap berdiri di sampingnya, memberikan dukungan.
Dimas melanjutkan, "Aku tahu ini tidak bisa memperbaiki semuanya, tapi aku hanya ingin kau tahu bahwa aku masih peduli padamu. Melihatmu bersama Rama membuatku sadar bahwa kau layak mendapatkan kebahagiaan. Aku hanya berharap dia bisa memberikan itu padamu."
Arini merasa perasaannya campur aduk. Di satu sisi, ia merasa lega mengetahui alasan di balik perilaku Dimas. Di sisi lain, ia merasa marah karena Dimas meninggalkannya tanpa penjelasan.
Rama, yang diam-diam memperhatikan, akhirnya angkat bicara. "Dimas, aku tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu kalian, tapi aku tahu satu hal. Arini adalah wanita yang luar biasa, dan aku akan melakukan apa saja untuk membuatnya bahagia. Jika kau benar-benar peduli padanya, kau harus membiarkannya melanjutkan hidupnya tanpa bayang-bayang masa lalu."
Dimas menatap Rama dan mengangguk pelan. "Kau benar, Rama. Aku akan pergi. Aku hanya berharap kau bisa menjaga Arini dengan baik."
Arini menatap Dimas dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih, Dimas. Semoga kau juga menemukan kebahagiaanmu."
Setelah pertemuan itu, Dimas menghilang dari hidup Arini dan Rama. Mereka merasa lega, meski sedikit terluka oleh kejadian itu. Namun, mereka tahu bahwa ini adalah langkah penting untuk melanjutkan hidup mereka tanpa bayangan masa lalu.
Arini dan Rama semakin dekat setelah kejadian itu. Mereka belajar untuk saling percaya dan mendukung, menghadapi tantangan bersama. Cinta mereka semakin kuat, dan mereka berjanji untuk selalu bersama, apapun yang terjadi.
Namun, di balik kebahagiaan yang mereka rasakan, ada tantangan baru yang menunggu. Masa lalu Rama yang kelam perlahan mulai muncul kembali, membawa konflik dan kecurigaan baru dalam hubungan mereka. Tapi untuk saat ini, mereka menikmati kebahagiaan yang ada, bersiap menghadapi apapun yang akan datang di masa depan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
