Notifikasi

Memuat…

Chapter 3

 "Di Balik Bayang-Bayang"

Malam itu, Alya sulit tidur. Pikirannya dipenuhi dengan percakapan yang didengarnya di taman. Siapa yang menginginkan dirinya mati? Dan mengapa mereka melihatnya sebagai ancaman? Di kamarnya yang gelap, dia merenung dan merencanakan langkah berikutnya. Alya tahu bahwa dia harus tetap waspada dan mencari tahu lebih banyak tentang siapa yang bisa dipercayainya di istana ini.


Keesokan paginya, Alya bertemu dengan Leon dan menceritakan kekhawatirannya. "Aku tidak bisa hanya duduk diam dan menunggu ancaman itu datang. Kita harus menemukan siapa yang berada di balik ini."


Leon mengangguk, tampak tegas. "Aku setuju. Kita akan menyelidiki ini bersama. Namun, kau harus tetap berada di dekatku dan berhati-hati. Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu."


Hari itu, Leon memperkenalkan Alya kepada beberapa orang kepercayaannya. Di antaranya adalah Sir Cedric, seorang ksatria berpengalaman yang dikenal karena kesetiaannya kepada kerajaan. Ada juga Lady Eleanor, seorang ahli strategi yang pintar dan tajam. Bersama-sama, mereka mulai merencanakan cara untuk mengungkap konspirasi yang mengancam Alya dan mungkin kerajaan itu sendiri.


Dalam pertemuan rahasia di ruang bawah tanah istana, mereka mulai mendiskusikan langkah-langkah yang akan diambil. "Kita harus menyusup ke dalam lingkaran orang-orang yang mencurigakan. Mungkin ada beberapa petunjuk yang bisa kita temukan di sana," kata Lady Eleanor sambil melihat peta istana.


Sir Cedric setuju. "Aku akan mengawasi para penjaga dan prajurit. Ada kemungkinan mereka mengetahui sesuatu yang bisa berguna."


Sementara itu, Alya merasa sedikit lega karena kini ada orang-orang yang siap membantunya. Namun, dia juga sadar bahwa dirinya tidak bisa hanya bergantung pada mereka. Dia harus belajar lebih banyak tentang dunia ini dan cara bertahan hidup di dalamnya. Guru Edrick mulai mengajarinya tentang sihir pelindung dan cara mendeteksi bahaya.


"Meskipun kau mungkin tidak memiliki bakat alami untuk sihir, kau tetap bisa belajar dasar-dasarnya," kata Edrick. "Ini akan membantumu menjaga dirimu sendiri."


Setiap hari, Alya berlatih keras. Dia belajar cara menggunakan sihir pelindung, cara membaca tanda-tanda bahaya, dan bahkan sedikit ilmu penyembuhan. Sementara itu, Leon selalu ada di sisinya, mendukung dan melindunginya.


Suatu malam, saat sedang berjalan-jalan di taman bersama Leon, Alya merasa ada sesuatu yang aneh. Suasana sekelilingnya tiba-tiba terasa lebih sunyi dari biasanya. Leon juga tampak waspada. "Ada sesuatu yang tidak beres," katanya pelan.


Tiba-tiba, dari balik bayangan, muncul beberapa sosok berpakaian hitam. Mereka bergerak cepat, menghunus pedang dan menyerang Alya dan Leon. Leon segera menarik Alya ke belakangnya, melindunginya dengan tubuhnya sendiri.


Pertarungan sengit pun terjadi. Leon dengan terampil melawan para penyerang, sementara Alya mencoba menggunakan sihir pelindung yang dia pelajari. Meskipun ketakutan, dia berhasil menciptakan perisai energi yang melindungi mereka dari serangan.


Namun, jumlah penyerang terlalu banyak. Mereka hampir kewalahan ketika tiba-tiba Sir Cedric dan beberapa prajurit datang membantu. Dengan bantuan mereka, para penyerang akhirnya berhasil dikalahkan atau melarikan diri.


Setelah keadaan tenang, Leon menatap Alya dengan penuh kekhawatiran. "Apakah kau baik-baik saja?"


Alya mengangguk, meskipun masih terengah-engah. "Aku baik-baik saja. Terima kasih, Leon."


Sir Cedric memeriksa salah satu penyerang yang tertangkap. "Mereka adalah pembunuh bayaran. Seseorang membayar mereka untuk menghabisi kalian."


Leon mengepalkan tangannya. "Ini berarti ancaman ini lebih besar dari yang kita duga. Kita harus mencari tahu siapa dalangnya."


Di hari-hari berikutnya, penyelidikan semakin intensif. Alya dan Leon terus berusaha mengungkap siapa yang berada di balik ancaman ini. Mereka berbicara dengan berbagai orang di istana, mencoba menemukan petunjuk. Namun, setiap jawaban tampaknya hanya membawa lebih banyak pertanyaan.


Di tengah-tengah penyelidikan, Alya mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Dia menjadi lebih kuat, lebih berani. Dan perasaannya terhadap Leon semakin dalam. Mereka sering berbicara di malam hari, berbagi cerita dan mimpi. Meskipun ancaman terus mengintai, Alya merasa ada ikatan yang kuat di antara mereka.


Namun, di balik semua itu, ada satu hal yang selalu menghantui Alya. Dia tahu bahwa untuk kembali ke dunianya, dia mungkin harus meninggalkan Leon dan semua orang yang telah dia kenal di Arthea. Pikiran itu membuat hatinya terasa berat.


Suatu malam, saat mereka duduk di balkon istana, Alya berbicara dengan Leon tentang perasaannya. "Leon, aku merasa terjebak di antara dua dunia. Aku ingin kembali ke rumah, tapi aku juga tidak ingin meninggalkanmu."


Leon menatapnya dengan lembut. "Alya, aku tidak akan memaksamu memilih. Apapun yang terjadi, aku akan selalu mendukungmu. Kita akan menemukan cara untuk mengatasi semua ini bersama-sama."


Meskipun ancaman dan misteri terus mengintai, Alya dan Leon tidak menyerah. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh dengan bahaya. Tapi dengan keberanian dan cinta di hati mereka, mereka siap menghadapi apapun yang akan datang.