Notifikasi

Memuat…

Chapter 4

 "Bayangan Masa Lalu"


Hubungan antara Arini dan Rama semakin erat seiring berjalannya waktu. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, baik itu di kafe favorit mereka, di pantai, atau bahkan di rumah masing-masing. Namun, meskipun masa lalu Dimas telah ditinggalkan, bayangan masa lalu Rama kini mulai menghantui mereka.


Suatu malam, saat Arini sedang berkunjung ke apartemen Rama, ia menemukan sebuah kotak tua di lemari. Kotak itu berdebu dan terlihat sudah lama tidak dibuka. Rasa penasaran membuat Arini membuka kotak itu, dan di dalamnya ia menemukan berbagai surat, foto, dan benda-benda kecil lainnya.


"Rama, ini apa?" tanya Arini sambil memegang sebuah foto lama yang menunjukkan Rama bersama seorang wanita yang tampak sangat akrab.


Rama yang sedang membuat teh di dapur, terkejut melihat Arini memegang kotak itu. Wajahnya berubah serius, dan ia mendekati Arini. "Itu... masa laluku, Arini," jawabnya pelan.


Arini melihat ada kesedihan di mata Rama. "Siapa wanita ini?" tanyanya lagi.


Rama menghela napas panjang. "Namanya Nisa. Dia adalah tunanganku, beberapa tahun yang lalu."


Arini terkejut mendengar kata-kata Rama. "Tunangamu? Apa yang terjadi padanya?"


Rama duduk di samping Arini, matanya menatap jauh ke masa lalu. "Kami bertunangan sekitar lima tahun yang lalu. Kami sangat bahagia dan merencanakan masa depan bersama. Namun, suatu hari, Nisa mengalami kecelakaan mobil yang sangat parah. Dia meninggal di tempat, dan hidupku berubah seketika."


Arini terdiam, merasakan kesedihan yang mendalam di balik kata-kata Rama. "Aku sangat menyesal mendengar itu, Rama. Aku tidak tahu kamu telah melalui sesuatu yang begitu berat."


Rama mengangguk pelan. "Setelah kepergian Nisa, aku merasa hidupku hancur. Aku tidak bisa menerima kenyataan dan tenggelam dalam kesedihan. Butuh waktu lama bagiku untuk bisa bangkit kembali dan melanjutkan hidupku. Namun, bayang-bayang masa lalu itu masih sering menghantuiku."


Arini meraih tangan Rama, memberinya dukungan. "Aku ada di sini untukmu, Rama. Kita bisa melalui ini bersama."


Meskipun Rama merasa lega bisa membuka diri pada Arini, bayangan masa lalu Nisa terus menghantui pikirannya. Setiap sudut apartemennya mengingatkannya pada kenangan bersama Nisa, membuatnya sulit untuk benar-benar melepaskan diri dari masa lalu.


Sementara itu, Arini merasa ada sesuatu yang belum terselesaikan. Ia tahu bahwa Rama masih terikat dengan kenangan masa lalu, dan itu mempengaruhi hubungan mereka. Ia memutuskan untuk mencari cara membantu Rama melepaskan diri dari bayangan Nisa.


Arini mengajak Rama untuk pergi ke tempat-tempat yang dulu sering dikunjungi Rama dan Nisa. Ia berharap dengan cara ini, Rama bisa menghadapi kenangan masa lalu dan perlahan-lahan melepaskannya. Mereka mengunjungi taman tempat Rama melamar Nisa, restoran favorit mereka, dan tempat-tempat lainnya yang penuh dengan kenangan indah.


Di setiap tempat yang mereka kunjungi, Rama menceritakan kenangannya bersama Nisa kepada Arini. Meskipun terkadang penuh dengan kesedihan, Arini mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dukungan dan pengertian. Perlahan-lahan, Rama mulai merasa lebih ringan, seolah beban yang ia bawa selama ini mulai terangkat.


Namun, tidak semua kenangan mudah dihadapi. Saat mereka mengunjungi rumah lama Nisa, Rama merasa sangat emosional. Rumah itu sudah kosong, tetapi kenangan akan Nisa masih terasa sangat kuat di sana.


"Ini adalah tempat terakhir aku melihat Nisa sebelum kecelakaan itu," kata Rama dengan suara bergetar.


Arini meraih tangan Rama, memberinya kekuatan. "Aku tahu ini sulit, Rama. Tapi kamu tidak sendiri. Aku ada di sini untukmu."


Rama mengangguk, merasakan kehangatan dan dukungan dari Arini. Ia tahu bahwa ia harus melangkah maju, meskipun berat. Dengan bantuan Arini, ia mulai melepaskan kenangan masa lalu dan fokus pada masa depan yang lebih cerah.


Malam itu, saat mereka duduk di tepi pantai, Rama merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. "Arini, terima kasih sudah ada di sisiku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang dalam hidupku."


Arini tersenyum dan menyandarkan kepalanya di bahu Rama. "Aku juga berterima kasih padamu, Rama. Kamu telah memberiku kebahagiaan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya."


Di bawah langit berbintang, mereka merasakan cinta yang semakin kuat mengikat mereka. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan. Namun, selama mereka bersama, tidak ada yang tidak bisa mereka hadapi.


Bayangan masa lalu mungkin masih ada, tetapi cinta dan dukungan satu sama lain akan selalu menjadi cahaya yang membimbing mereka menuju masa depan yang lebih baik.